Gladagsari - Hampir seluruh bagian tanaman pisang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan, mulai dari buah, daun, pelepah, hingga batang pohon atau yang kerap disebut gedebok. Di tangan warga Desa Gladagsari, Kecamatan Ampel, Boyolali, gedebok pisang disulap menjadi kertas yang telah dipasarkan sampai Australia.
Kertas berbahan dasar gedebok pisang dikenal memiliki kualitas yang lebih kuat dibanding dengan kertas yang terbuat dari kayu. Selain memiliki tekstur yang unik, kertas gedebok pisang juga tidak mudah rusak saat digunakan.
Warga Gladagsari, Joko Susanto, menjadi pemrakarsa pembuatan kertas dari gedebok pisang di desa itu. Pria berusia 46 tahun itu membuka rumah produksi pembuatan kertas gedebok pisang di Dukuh Mrawun, Gladagsari, sejak 15 tahun lalu. Ide mengolah debog pisang menjadi kertas diperolehnya melalui sebuah percobaan di Institut Teknologi Bandung pada 1998 silam. Setelah mengikuti berbagai pameran, kertas gedebok pisang buatanya mulai memiliki banyak peminat dan diperdagangkan.
Joko mendistribusikan produknya melalui sebuah industri kreatif berlabel Klaras Art dan memasarkan secara online. Salah satu pelanggan setia mereka berasal dari Australia. Kertas gedebok buatan warga Gladagsari digunakan sebagai pembungkus sabun herbal di Australia.
Klaras Art tidak hanya memasarkan kertas yang masih berupa lembaran, tapi juga produk jadi seperti cup lampu, buku diary, figura, kotak tisu, dan paper bag. Sebagian pelanggan produk jadi Klaras Art berasal dari Solo, Yogyakarta, dan juga Bali. Mereka memesan desain produk yang unik untuk diperdagangkan di toko oleh-oleh.
Cup lampu menjadi produk unggulan Klaras Art. Meski terbuat dari kertas, tudung lampu ini tidak mudah sobek. Uniknya, di dalam kertas pembungkus cup terdapat rumput kering yang disusun membentuk pola tertentu untuk menambah nilai aritistik. Cup lampu lengkap dengan stand nya dijual dengan harga sekitar Rp300.000.
Kerajinan berbahan kertas gedebok pisang memang memiliki nilai ekonomi tinggi. Setiap produk dijual dengan harga dua kali lipat dari harga kertas yang digunakan. Harga jual produk beragam, mulai dari Rp10.000 hingga Rp35.000. Buku diary ukuran kecil hanya dijual dengan harga Rp15.000, sedangkan ukuran besar harganya mencapai Rp35.000.
Klaras Art memerlukan paling sedikit 10 kwintal gedebok pisang untuk dijadikan 2.000 lembar kertas dalam satu bulan produksi. Satu lembar kertas biasa dijual dengan harga Rp6.000, sehingga dalam satu bulan mereka bisa meraup omzet hingga Rp12 juta.
Kerajinan kertas gedebok pisang Gladagsari banyak diapresiasi masyarakat dan pemerintah. Selain aktif mengikuti berbagai pameran, Joko Susanto juga pernah meraih juara perlombaan kreativitas pemanfaatan limbah Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Boyolali.